Minggu, 24 Oktober 2010

Kelinci Lokal :

Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kelinci local adalah kelinci seperti yang ada pada foto, namun ternyata itu salah. Kelinci yang ada di foto ini adalah kelinci keturunan Flemish Giant yang dalam sejarah keturunannya telah mengalami banyak sekali pencampuran darah sehingga genetiknya juga telah lain. Kelinci local sendiri adalah kelinci sumatera yang merupakan satu-satunya dari genusnya yaitu Nesolagus nestcheri. Kelinci yang ada pada foto lebih baik disebut kelinci jenis silangan local, karena dari hasil persilangan local yang ada hingga saat ini belum ada yang dipatenkan menjadi jenis kelinci baru (selain dari kelinci Rex Satin yang merupakan hasil penelitian) secara resmi sehingga boleh dikatakan bahwa belum ada jenis silangan local. Bukan berarti bahwa peternak kita tidak kreatif atau kurang mumpuni dalam menyilangkan kelincinya.

Masih banyak jenis kelinci lain yang akhirnya disebut sebagai jenis kelinci baru seperti kelinci topeng yang disebut juga lion, ataupun kelinci lop berbulu angora, dan NZW yang bukan NZW. Ini terjadi karena banyak sekali kepentingan bisnis disini. Saya harap semuanya mau untuk menyebut jenis kelinci yang tidak waras(genetiknya) sebagai kelinci khas saja, yaitu kelinci khas orang2 yang senang mengawinkan kelinci. Kelinci yang ada di foto memiliki bobot tubuh 3,5kg dalam perjalanan hidupnya kelinci ini tidak pernah mencapai bobot tubuh lebih dari itu (seinget saya). Tapi kesan yang ditimbulkan kelinci ini memang beda, maka dari itu kelinci ini saya beri nama Serge kelinci kesayangan saya.

ini adalah kelinci Albino, bukan kelinci NZW (New Zealand White). Jelas saja karena jenis kelinci NZW memiliki bobot tubuh 4-5kg sedangkan yang ini hanya 3kg an saja. Untuk jenis kelinci ini saya lebih senang menyebutnya kelinci Indonesian Albino yang sekarang masih dalam tahap perencanaan pembibitan. Masih ada kelinci berwarna papilon, kelinci berwarna chinchilla, dan warna lain yang menghasilkan keturunan dengan bentuk dan warna seragam, namun bukan dari jenis aslinya, sehingga semuanya hanya perlu tempat pembibitan dan bibit yang telah ada disebar dengan penjagaan kemurnian genetic yang telah terbentuk.

Jadi ingat kelinci local adalah kelinci sumatera dan sisanya kita sebut saja kelinci silangan local.

Apakah sebenarnya kelinci Flem / Flemish yang sekarang banyak beredar di kalangan peternak?

Flemish Giant atau dalam bahasa Belanda disebut sebagai Vlamsereus adalah jenis kelinci yang hingga saat ini masih belum diketahui bobot badan maksimumnya, namun bobot badan minimumnya diketahui dan ini menjadikan standar dari jenis ini. Bobot badan minimum yang disetujui oleh banyak pihak untuk jenis kelinci gaint adalah 6kg namun banyak pihak kurang mengerti bahwa ini bukanlah ukuran maksimal dari jenis itu. Sebagai contoh, NZW (New Zealand White) adalah kelinci bertype sedang walaupun memiliki bobot badan maksimum dengan range 4kg-5,5kg, terlihat bahwa berat badan maksimum yang dimilikinya hampir menyentuh bobot badan 6kg tapi tentu tidak semuanya tergantung dari cara pemeliharaan dan juga genetic yang muncul.

Dari contoh tersebut, kita bisa sedikit mempertimbangkan bahwa sebenarnya bobot tubuh yang menjadi acuan saja tidak cukup untuk menentukan suatu jenis kelinci. Ada beberapa pertimbangan lain yang ikut menyertai persyaratan dari suatu jenis kelinci. Diantaranya adalah bentuk dan proporsi tubuh, pertambahan berat badan, litter size dan apabila ingin mengetahui lebih baik lagi, maka kita harus juga mengetahui hasil anakannya hingga f3 dari sini baru kita yakin bahwa sebuah jenis akan dikatakan jenis asli.

Secara genetic memang tiap jenis memiliki kemampuannya masing-masing. Sedangkan lingkungan merupakan kesempatan dari suatu organisma untuk berkembang sesuai dengan kemampuan genetiknya. Begitu pula kesalahan dalam pengertian tentang kelinci yang ada sekarang ini membuat banyak petani ternak salah dalam menentukan jenis kelinci. Apabila kita runtut dari keterangan yang ada, maka kita akan tau bagaimana sebenarnya perkembangan jenis kelinci ini.

Kita akan mengawali sejarah tersebut dari keterangan bahwa none belanda membawa Jenis kelinci Ducth pada jaman Hindia Belanda, tapi kalo kita pikirkan kenapa Jenis itu menjadi kelinci kunir (kelinci kecil yang banyak berkembang didaerah jawa) apabila tidak ada jenis kelinci lain yang ikut serta dalam perkembangan genetiknya. Apakah karena lingkungan yang kurang mendukung? Tentu tidak, seperti disebutkan bahwa lingkungan tidak akan mengubah kemampuan tapi hanya memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, sehingga tidak akan merubah morfologi dari suatu genetic, yang membedakan hanya kecepatan pertumbuhannya saja, ada yang kecil ada yang besar tergantung pemeliharaan. Ini adalah salah satu contoh bahwa kita kurang memperhatikan kemurnian dari suatu jenis. Hal ini terjadi pula pada kelinci Flemish Giant.

Pada awalnya pemerintah pusat (Presiden Soeharto) mendatangkan kelinci untuk memasok kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia khususnya yang di pedesaan. Kelinci Flemish yang didatangkan memiliki bobot badan 8kg dan dengan warna yang beragam, bahkan ada kelinci Flemish yang berwana putih (Albino). Selain pengadaan Kelinci oloeh Pak Presiden, kelinci lain ternyata juga ada yang berkembang di Indonesia sebagai hewan hias. Semenjak dulu banyak orang yang telah memiliki kelinci namun jumlahnya sangat terbatas pada kalangan tertentu saja. Dalam perjalannya, banyak sekali terjadi kawin silang antar jenis yang kian lama kian menjadi kacau. Sehingga kemurnia genetic dari kelinci ini berkurang. sekarang, kelinci yang memiliki kualitas baik memiliki harga yang mahal. Ini terjadi karena biaya pengadaannya yang relative mahal juga karena harus mengimport. Importir tentu mengadakan kelinci tersebut karena peluang bisnis yang besar dibandingkan hanya sekedar hobby saja, walaupun bukan tidak mungkin ada saja orang yang memang sangat hobby iseng membeli kelinci dengan jenis murni sebagai hewan peliharaannya.

Keadaan ini tentu saja membuat banyak pihak bingung, akhirnya, pihak yang hanya mencari materi saja mengatakan bahwa kelinci yang besar itu adalah keturunan flem dan baik sekali untuk diternakan guna diambil dagingnya. Padahal apabila kita meniliki secara lebih mendalam, setiap jenis kelinci memiliki FCR yang berbeda antara jenis yang satu dengan jenis lainnya. Kelinci Flemish Giant memang memiliki ukuran tubuh yang besar namun bukan berarti kelinci ini adalah kelinci yang baik untuk diternakan karena ternyata kelinci ini selain boros dalam hal pakan, kandang, juga kurang care mengurus anaknya. Dewasa kelamin yang cukup lama membuat kelinci ini kurang ekonomis untuk menghasilkan daging, karena biaya pemeliharaan untuk induk agar bisa melahirkan menjadi lebih banyak dibandingkan dengan kelinci jenis pedaging.

Dari pernyataan diatas, maka saya menyimpulkan bahwa banyak sekali kelinci Flem gadungan yang berdar dengan harga mahal, so jangan pernah anda membeli kelinci jenis flem bila belum mengetahui pasti keturunan dan kriterianya.

Rabu, 13 Oktober 2010

Rabbit Day

Pada tanggal 27 November 2010 Rabbit Ranch Fapet UNPAD akan mengadakan sebuah acara yang bernama Rabbit Day dengan tema Eksistensi Kelinci sebagai salah satu komoditas ternak. Acara inii diadakan sebagai upaya untuk memperkenalkan peluang kelinci sebagai hewan ternak bukan hanya sebagai hewan peliharaan biasa, namun lebih utama dari itu adalah keunggulannya dalam menghasilkan daging, kualitas daging yang dihasilkan, kualitas kulit bulunya (fur), dan limbahnya sebagai hasil ikutan dari pemeliharaan kelinci itu sendiri yang berguna bagi segala macam jenis tanaman.

kegiatan yang menyertai Rabbit Day ini adalah :
  1. Talk Show
  2. Kontes Kelinci
  3. Bazaar dan Kuliner Produk Kelinci
Talk Show akan membahas berbagai hal mulai dari Kontes dan penilaiannya, peran kelinci sebagai hewan ternak dan eksistensi kelinci sebagai hewan ternak yang bisa juga menjadi hewan peliharaan.
penilaian kelinci pada kontes kelinci beserta tata cara kontes kelinci akan dibahas disini, dengan harapan daya saing pada kontes kelinci akan meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas kelinci yang diikutsertakan oleh peserta kontes kelinci.
peran kelinci sekarng telah lebih banyak bergeser sebagai hewan peliharaan daripada hewan ternak, padahal apabila menajemen pemeliharaan yang dilakukan sungguh2 maka akan menghasilkan daging dengan kualitas banyak, perhitungan secara lebih profesional akan membawa komoditas ternak kelinci ini kearah yang lebih ekonomis bagi peternak.

kontes kelinci ini memiliki kategori kontes sebagai berikut :
  • Rex
  • Angora
  • Netherland Dwarf
  • Felmish Giant
  • Satin
setiap kategori akan dinilai dengan cara berputar (rolling), ini karena keterbatasan kandang display yang ada, namun setiap peserta yang mewakili kelompok ternak atau pribadi berhak untuk mempertontonkan kelincinya pada tempat yang telah kami sediakan. sehingga untuk kontes dan show off kelinci kami pisahkan.

bazzar kuliner dan produk kelinci sebagai ajang jual beli komoditas yang berhubungan dengan kelinci baik sebagai hewan ternak ataupun hewan peliharaan.