Apakah sebenarnya kelinci Flem / Flemish yang sekarang banyak beredar di kalangan peternak?
Flemish Giant atau dalam bahasa Belanda disebut sebagai Vlamsereus adalah jenis kelinci yang hingga saat ini masih belum diketahui bobot badan maksimumnya, namun bobot badan minimumnya diketahui dan ini menjadikan standar dari jenis ini. Bobot badan minimum yang disetujui oleh banyak pihak untuk jenis kelinci gaint adalah 6kg namun banyak pihak kurang mengerti bahwa ini bukanlah ukuran maksimal dari jenis itu. Sebagai contoh, NZW (New Zealand White) adalah kelinci bertype sedang walaupun memiliki bobot badan maksimum dengan range 4kg-5,5kg, terlihat bahwa berat badan maksimum yang dimilikinya hampir menyentuh bobot badan 6kg tapi tentu tidak semuanya tergantung dari cara pemeliharaan dan juga genetic yang muncul.
Dari contoh tersebut, kita bisa sedikit mempertimbangkan bahwa sebenarnya bobot tubuh yang menjadi acuan saja tidak cukup untuk menentukan suatu jenis kelinci. Ada beberapa pertimbangan lain yang ikut menyertai persyaratan dari suatu jenis kelinci. Diantaranya adalah bentuk dan proporsi tubuh, pertambahan berat badan, litter size dan apabila ingin mengetahui lebih baik lagi, maka kita harus juga mengetahui hasil anakannya hingga f3 dari sini baru kita yakin bahwa sebuah jenis akan dikatakan jenis asli.
Secara genetic memang tiap jenis memiliki kemampuannya masing-masing. Sedangkan lingkungan merupakan kesempatan dari suatu organisma untuk berkembang sesuai dengan kemampuan genetiknya. Begitu pula kesalahan dalam pengertian tentang kelinci yang ada sekarang ini membuat banyak petani ternak salah dalam menentukan jenis kelinci. Apabila kita runtut dari keterangan yang ada, maka kita akan tau bagaimana sebenarnya perkembangan jenis kelinci ini.
Kita akan mengawali sejarah tersebut dari keterangan bahwa none belanda membawa Jenis kelinci Ducth pada jaman Hindia Belanda, tapi kalo kita pikirkan kenapa Jenis itu menjadi kelinci kunir (kelinci kecil yang banyak berkembang didaerah jawa) apabila tidak ada jenis kelinci lain yang ikut serta dalam perkembangan genetiknya. Apakah karena lingkungan yang kurang mendukung? Tentu tidak, seperti disebutkan bahwa lingkungan tidak akan mengubah kemampuan tapi hanya memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, sehingga tidak akan merubah morfologi dari suatu genetic, yang membedakan hanya kecepatan pertumbuhannya saja, ada yang kecil ada yang besar tergantung pemeliharaan. Ini adalah salah satu contoh bahwa kita kurang memperhatikan kemurnian dari suatu jenis. Hal ini terjadi pula pada kelinci Flemish Giant.
Pada awalnya pemerintah pusat (Presiden Soeharto) mendatangkan kelinci untuk memasok kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia khususnya yang di pedesaan. Kelinci Flemish yang didatangkan memiliki bobot badan 8kg dan dengan warna yang beragam, bahkan ada kelinci Flemish yang berwana putih (Albino). Selain pengadaan Kelinci oloeh Pak Presiden, kelinci lain ternyata juga ada yang berkembang di Indonesia sebagai hewan hias. Semenjak dulu banyak orang yang telah memiliki kelinci namun jumlahnya sangat terbatas pada kalangan tertentu saja. Dalam perjalannya, banyak sekali terjadi kawin silang antar jenis yang kian lama kian menjadi kacau. Sehingga kemurnia genetic dari kelinci ini berkurang. sekarang, kelinci yang memiliki kualitas baik memiliki harga yang mahal. Ini terjadi karena biaya pengadaannya yang relative mahal juga karena harus mengimport. Importir tentu mengadakan kelinci tersebut karena peluang bisnis yang besar dibandingkan hanya sekedar hobby saja, walaupun bukan tidak mungkin ada saja orang yang memang sangat hobby iseng membeli kelinci dengan jenis murni sebagai hewan peliharaannya.
Keadaan ini tentu saja membuat banyak pihak bingung, akhirnya, pihak yang hanya mencari materi saja mengatakan bahwa kelinci yang besar itu adalah keturunan flem dan baik sekali untuk diternakan guna diambil dagingnya. Padahal apabila kita meniliki secara lebih mendalam, setiap jenis kelinci memiliki FCR yang berbeda antara jenis yang satu dengan jenis lainnya. Kelinci Flemish Giant memang memiliki ukuran tubuh yang besar namun bukan berarti kelinci ini adalah kelinci yang baik untuk diternakan karena ternyata kelinci ini selain boros dalam hal pakan, kandang, juga kurang care mengurus anaknya. Dewasa kelamin yang cukup lama membuat kelinci ini kurang ekonomis untuk menghasilkan daging, karena biaya pemeliharaan untuk induk agar bisa melahirkan menjadi lebih banyak dibandingkan dengan kelinci jenis pedaging.
Dari pernyataan diatas, maka saya menyimpulkan bahwa banyak sekali kelinci Flem gadungan yang berdar dengan harga mahal, so jangan pernah anda membeli kelinci jenis flem bila belum mengetahui pasti keturunan dan kriterianya.